CIAMIS,- Untuk
menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDRT) Kecamatan Panawangan Kabupaten
Ciamis, Kementerian ATR/BPN turun langsung melakukan sosialisasi dan teknis
penyusunan yang melibatkan melibatkan seluruh kepala desa di Panawangan, BPBD,
Bappeda, akademisi, dan stakeholder lainnya, di The Priangan Hotel Ciamis,
Senin (09/09/2024).
Kepala
Dinas PUPRP Kabuaten Ciamis H. Taufik Gumelar melalui Kabid Tata Ruang, Ace
Bastaman mengakui, sesuai undang-undang setiap kecamtan harus memiliki
pelayanan penyusunan RDRT, jadi untuk Kabupaten Ciamis ada 27 kecamatan harus
ada 27 pelayanan.
“Namun untuk Kabupaten Ciamis disepakati menjadi 12 pelayanan, karena ada beberapa kecamatan yang disatukan seperti Kecamatan Ciamis dengan Sadananya, Kecamatan Kawali dengan Cipaku dan Lumbung, Kecamatan Banjarsari disatukan dengan Banjaranyar dan Pamarican,” katanya.
Diakuinjya,
Kabupaten Ciamis mendapatkan bantuan program penyusunan RDTR dari Kementrian
ATR/BPN. Bantuan program tersebut khusus untuk penyusunan RDTR Kecamatan
Panawangan.
“Alhamdulillah
Ciamis dari Kementerian mendapat bantuan program teknis penyusunan RDTR untuk
Kecamatan Panawangan yang juga melibatkan konsultan. Kami sudah terima jadi,
namun tetap melibatkan seluruh stakeholder terutama di Panawangan,” katanya.
Menurutnya,
RDTR ini merupakan acuan kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari yang
diatur dalam pemanfaat ruang RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah).
“Fungsinya
bisa untuk menentukan kesesuaian dokumen perencanaan dengan implementasi
pembangunan di lapangan. Selain itu menjadi dasar acuan diterbitkannya dokumen
perizinan terkait bangunan,“ katanya.
Penyusunan
RDRT untuk Panawangan secara teknis langsung ditangani Kementerian dengan
melibatkan konsultan. Seluruh stakeholder terlibat termasuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) karena daerah Panawangan termasuk pada
daerah rawan bencana, terutama longsor padahal Panawangan merupakan perbatasan
Kabupaten Ciamis dengan Kuningan, dan akses menuju Bandara Internasional Kertajati
Majalengka.
“Mulai
dari isu kerawanan bencana sampai ke akses transportasi menuju Bandara
Internasional tentunya menjadi dasar tenkis menyusunan strategis pembangunan,”
katanya. (Eda)*
0 Comments