ciamiszone.id :
CIAMIS,- Dalam rangka implementasi projek penguatan profil Pelajar Pancasila bagi anak usia dini, sejumlah anak-anak dari TK dan SD Joy Kids National (JKN) Plus Tasikmalaya mengunjungi tempat-tempat ibadah yang ada di Kampung Kerukunan Ciamis.
Kunjungan persaudaraan yang dilakukan TK dan SD JKN Plus Tasikmalaya tersebut untuk memupuk persaudaraan dalam keberagaman yang menjadi kekuatan Bangsa Indonesia. Kegiatan itu diikuti sebanyak 150 orang, terdiri dari 61 anak TK dan 63 anak SD dan 25 orang guru pembimbing.
Kepala SD JKN Plus Tasikmalaya, Henny Wanti Tjoeng, S.E. mengatakan, kunjungan ke Kampung Kerukunan tersebut sebagai bagian dari projek penguatan profil pelajar Pancasila.
"Tadi kami mengunjungi Masjid Al-Mujahidin, Klenteng Hok Tek Bio, Litang Konghuchu dan Gereja Katolik St. Yohanes. Disini kami belajar, walaupun berbeda-beda tetapi kami tetap bangsa Indonesia," katanya.
Dijelaskan Henny, Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama dan lainnya, walaupun berbeda tetapi kerukunan antar umat beragama harus tetap terjaga, karena kita adalah Bangsa Indonesia.
"Kami tidak hanya berkunjung, tetapi anak-anak dapat belajar mengenal tempat ibadah agama lain dan mendengarkan langsung penjelasan tentang tempat ibadah itu dari pemuka agama atau pengurusnya," jelasnya.
Selain kunjungan ke-empat tempat ibadah di Kampung Kerukunan, pihaknya juga mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam Ciamis. Nuansa persaudaraan dalam keberagaman terasa semakin kuat ketika para siswa/i Raudhatul Athfal Al-Fadliliyah dan Madrasah Ibtidaiyah Al-Fadliliyah Swasta Darussalam menyambut kedatangan siswa/i TK-SD Kristen Joy Kids di lapangan parkir Pondok Pesantren Darussalam Ciamis.
"Kita bisa melihat mereka yang notabene memiliki latarbelakang agama berbeda berdinamika dan bermain bersama tanpa memandang perbedaan agama, tapi sebagai sesama anak Bangsa Indonesia. Tanpa ada rasa canggung, mereka saling bergandeng tangan dan berjalan beriringan memasuki Gedung Nadwatul Ummah," ungkapnya.
Dalam kegiatan itu ditampilkan pula praktek teladan tentang kolaborasi lintas agama antara Angklung Silih Asih dari Gereja Katolik St.Yohanes dan Gamelan Kontemporer Ki Pamanah Rasa pimpinan Deni WJ dari Sakola Motekar. Melalui dinamika permainaan tradisional (Kaulinan Baheula) dari Sakola Motekar, mengajarkan nilai-nilai persaudaraan dalam perbedaan agama,
"Kaulinan baheula, anak-anak diperkenalkan akan nilai kejujuran, setia kawan, tanggungjawab, dengan tidak melupakan unsur kegembiraan," katanya.
Dalam kesempatan itu para siswa dari kedua sekolah menggelar makan bersama dengan berbaur satu sama lain. Perbedaan agama tidak seharusnya menjadikan mereka terpecah tetapi jadikan sebagai kekuatan pemersatu dalam perbedaan itu.
Diakhir perjumpaan, para siswa TK-SD JKN Plus memberikan kenang-kenangan berupa tas yang berisi peralatan sekolah dan makanan ringan kepada teman-teman baru dari Pondok Pesantren Darussalam Ciamis. (Nank/Eda)*
0 Comments