CIAMIS,- Bupati
Ciamis Dr H Herdiat Sunarya membantah pernyataan Pj Gubernur Jawa Barat, Bey
Machmudin dalam eksposnya awal bulan Februari lalu menyatakan Kabupaten Ciamis termasuk
yang rawan beras premium, kemudian daging ayam ras, termasuk sayuran cabe.
Hal
itu diungkapkan Bupati usai membuka resmi acara sosialisasi Sekolah Lapangan
Pertanian Ramah Lingkungan tingkat Kabupaten Ciamis di Aula Dinas Pertanian Kabupaten
Ciamis, Senin (26/02/2024).
"Beberapa
waktu lalu kami melaksanakan rapat dengan Pj Gubernur Jabar, intinya membahas
ketahanan pangan di Jawa Barat, memang ada beberapa hal yang disampaikan Pj Gubernur
yang secara pribadi saya bingung, Ciamis termasuk kabupaten yang rawan pangan,
salah satunya beras premium, daging ayam ras dan telur ayam serta sayuran cabe,
sementara Ciamis mempunyai potensi yang luar biasa, apalagi daerah Ciamis
selatan, ini salah satu penopang lumbung padi di Jawa Barat," jelasnya.
Menurutnya,
Ciamis masih mampu dalam ketahanan pangan dalam 6 bulan kedepan.
“Empat
bahan pangan tadi kita tersuplai semuanya, tidak pantas Ciamis dikatakan
sebagai daerah rawan pangan, namun data yang mengatakan seperti itu. Insyaallah
kami masih mampu bertahan dalam ketahanan pangan dalam 6 bulan ke depan,"
tegasnya.
Apalagi
saat ini ada satu terobosan untuk meningkatkan hasil pertanian peternakan yang
berbasis teknologi yang sangat diapresiasi dengan digelarnya sosialisasi
sekolah lapang karena dapat memberikan wawasan dan pengetahuan petani.
"Sosialisasi
ini sangat bagus, bisa untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pertanian
dan peternakan berbasis teknologi, yang biasanya manual menghasilkan 6 sampai 7
ton, tetapi kalau dengan teknologi bisa
10 ton," katanya.
Sementara
menyinggung kenaikan harga beras, daging, telur dan sayuran Bupati mengakuinya,
dan itu memang terjadi. Namun naiknya harga tersebut tidak mencerminkan rawan pangan.
“Ini
harus jadi motivasi untuk kita semua, sehingga image rawan pangan tidak pantas
untuk Ciamis, sementara kita dianugerahi alam yang luar biasa, tanah subur, air
melimpah, jika kita mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan semua, saya kira
Ciamis akan betul betul melimpah. Makanya saya sangat setuju diadakan acara
ini, ini untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pertanian dan
peternakan berbasis teknologi,” jelasnya.
Ditegaskan
Bupati, Pemkab harus bisa mengendalikan harga beras dan harga sembako lainnya.
Dan itu sudah mulai ada di beberapa titik yang dilaksanakan operasi-operasi
pasar,
“Intinya
untuk menahan dan menekan harga-harga sembako biar tidak terlalu lambung,
setelah dianalisa mungkin yang pertama harga dari petaninya juga naik, yang
kedua dampak el Nino juga sangat terasa sangat luar biasa dengan kemarin
kemarau yang cukup panjang,” tegasnya.
Menurutnya,
para petani yang biasanya dapat mengelola sawahnya setahun dua sampai riga
kali panen, tahun kemarin hampir hanya satu tahun karena kemarau
panjang, itu salah satu efek dari kenaikan harga-harga sembako di Kabupaten
Ciamis.
“Insyaallah kalau itu semua bisa dilaksanakan, Ciamis akan lebih kuat. APBD kita mengalami defisit, tetapi program kita harus tetap berjalan,” pungkasnya. (Eda)*
0 Comments