CIAMIS,- Di Kabupaten Ciamis, Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Rasyied Baswedan menggaungkan perubahan dalam berbagai bidang diantaranya bidang ekonomi dan hukum, diakuinya perubahan bermula digaungkan di Ciamis pada November 2022 saat dirinya menghadiri acara HUT NasDem ke-11.
“Perubahan berawal digaungkan di Kabupaten Ciamis bulan November 2022, sejak saat itu menggema di Jawa barat dan sekarang dari Jawa barat terus menggaung ke seluruh Indonesia,” kata Anies dihadapan ruibuan pendukungnya saat kampanye tertutup di Gedung KH Irfan Hielmy Komplek Islamic Center Ciamis, Kamis (04/01/2024).
Kampanye terbuka Paslon Capres dan Cawapres no 1 AM1N dengan jargon "Gerak Bersama, Jangkau Semua AM1N keun Ciamis” itu dipenuhi ribuan masyarakat Tatar Galuh Ciamis, selain Anies turut hadir dalam acara tersebut sang istri, Hj Fery Farhati, Sekjen PKS, Aboe Bakar Al Habsyi, Ketua DPW NasDem Jawa Barat, Saan Mustofa dan petinggi partai pendukung, termasuk mantan Gubernur Jabar, H Ahmad Heryawan.
Seperti biasa disejumlah tempat, kedatangan Anies disambut massa yang berjubel sehingga menyulitkan Calon Presiden memasuki ruangan, begitu juga sebaliknya, saat keluar ruangan massa tidak hentinya meneriakan “Anies Presiden” mengiringi mobil yang ditumpangi Anies meninggalkan lokasi kampanye, bahkan Anies pun menyambut dengan berdiri disamping mobil dan mengabadikan dengan handphonenya.
Dalam orasinya, Anies bersyukur atas sambutan yang sangar luar biasa dari masyarakat Kabupaten Ciamis. Ia pun merasa bahagia bisa kembali ke Ciamis untuk yang kedua kalinya.
Seperti diketahui, Anies Baswedan pertama datang ke Ciamis ketika menghadiri kegiatan Jalan Sehat HUT Partai NasDem di Alun-alun Ciamis, November 2022 yang pertamakalinya menggaungkan gerakan perubahan di Ciamis.
"Nah sekarang lebih luas lagi dari Ciamis untuk seluruh Jawa Barat dan dari Jawa Barat untuk Indonesia," katanya.
Anies juga mengatakan, disepanjang perjalanan banyak masyarakat yang menyambut kedatangannya. Ia merasa optimis melihat antusiasme masyarakat di Ciamis, Tasik dan sekitarnya, hal ini menunjukan mereka menginginkan adanya perubahan.
Dijelaskannya, perubahan dimiliki masyarakat yang lemah, tersingkirkan dan terkalahkan, semua melihat perubahan itu sebagai harapan. Sementara mereka yang merasakan nyaman kehidupan yang baik mereka mengatakan tidak ingin perubahan.
"Ketika bicara perubahan maka keluarga yang hidupnya sulit, anak-anak muda yang membutuhkan lapangan pekerjaan, para petani yang kesulitan pupuk, nelayan yang kesulitan solar mereka perlu perubahan," katanya.
Namun menurut Anies, mereka yang merasa mapan bilang tidak perlu perubahan, tapi apa yang terjadi beberapa bulan ini dipertontonkan bahwa Indonesia seakan memasuki persimpangan akan menjadi negara hukum atau negara kekuasaan.
Negara hukum adalah penguasa dikendalikan oleh hukum atau negara kekuasaan ketika hukum dikendalikan oleh penguasa, seperti yang kita saksikan akhir-akhir ini adalah hukum ditekuk-tekuk oleh penguasa, hukum diubah-ubah oleh penguasa, praktek korupsi dibiarkan longgar.
"Untuk bisa melakukan perubahan, maka kita harus bisa menang bukan hanya di Pilpres tapi legislatif juga kita harus kuat. Kalau legislatif kita tidak kuat nantinya rencana perubahan kita akan di blok terus," ucapnya.
Menurut Anies, perubahan bukan hanya soal ekonomi atau hukum, tetapi perubahan ini mengembalikan marwah kehidupan bernegara di Republik ini. Sekarang kesadaran masyarakat akan perubahan sudah jauh lebih luas, dan di Jawa Barat awal mula garakan perubahan tempatnya di Ciamis.
"Di
Ciamis ini awal pertama kalinya kita bergerak bersama untuk perubahan,
Insyaallah akan lebih luas lagi gaungnya, dari Ciamis ke seluruh Jawa Barat
dari Jawa Barat ke seluruh Indonesia," jelasnya. (Nank/Eda)*
0 Comments