SETDA,- Tahun 2050 diprediksi antimicrobial resistence (AMR) atau resistensi antimikroba akan menjadi pembunuh nomor satu di dunia, karena jika tidak terkendali AMR bisa menjadi penyebab kematian tertinggi pada manusia dibanding kanker, diabetes melitus, dan hipertensi.
Hal tersebut disebabkan karena banyaknya antimikroba yang resisten terhadap berbagai mikroorganisme patogen, sehingga berbagai penyakit yang muncul sulit sekali disembuhkan.
Menurut Sekda Ciamis, Dr. H Tatang, bahaya AMR telah dianggap sama dengan bahaya serangan teroris, pandemic influenza, pemanasan global, gunung meletus dan bencana alam.
“Jika tidak ada upaya pengendalian, tahun 2050 diperkirakan AMR menjadi pembunuh nomor 1 di dunia, dengan angka kematian mencapai 10 juta jiwa per tahun,” tegasnya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di ruang ULP Setda Ciamis, Senin (16/08/2021).
Dijelaskan Sekda, untuk pengendaliannya harus mewujudkan ternak/hewan sehat, ikan sehat, lingkungan sehat dan masyarakat sehat, sehingga diperlukan strategi yang tepat dalam pengendaliannya.
Solusi dalam mewujudkan tercapainya penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat, Pemkab Ciamis meluncurkan Strategi Gerakan Ngadorong Warga Hirup Gaya Sehat (Gedor Waruga) yang merupakan kolaborasi bersama semua pihak terkait dalam penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat, bahkan lingkungan sehat, masyarakat pun sehat.
“Gedor Waruga akan menjawab permasalahan di tingkat hulu yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Permasalahan tersebut diantaranya pembudidaya ikan yang masih banyak terdapat kondisi kotoran (tinja) manusia dialirkan ke kolam ikan konsumsi. Selain itu, kondisi kandang ayam diatas kolam yang belum memenuhi persyaratan dan adanya hasil laboratorium positif residu antibiotik pada sampel telur ayam, daging ayam yang memiliki potensi timbulnya kasus Antimicrobial Resistance (AMR),” papar Sekda
Dalam
FGD bertajuk “Penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat melalui
strategi Gedor Waruga” yang digelar secara virtual oleh Dinas Peternakan Kabupaten
Ciamis itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis, Syarief Nurhidayat
menjelaskan, Gedor Waruga merupakan gerakan komitmen bersama berbagai unsur
dalam mensosialisasikan cara budidaya ayam dan ikan yang baik.
“Hal ini dilakukan untuk mendorong warga agar membudayakan hidup gaya sehat dalam rangka penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat di Kabupaten Ciamis,” katanya.
Menurur Syarief, Strategi Gedor Waruga dilakukan dengan kolaborasi bersama beberapa instansi terkait Pemkab Ciamis, badan dunia, nasional atau asosiasi lokal, peternak, pembudidaya ikan, perusahaan obat hewan, perusahaan kemitraan, akademisi dan balai atau laboratorium.
“Strategi ini juga sebagai upaya sinergitas peran semua pihak terkait dalam mendukung produk hukum (Instruksi Bupati) dan komitmen bersama mendorong pelaksanaan cara budidaya ayam dan ikan yang baik,” katanya.
Menurutnya, setelah FGD aksi Gedor Waruga selanjutnya yaitu penerbitan Instruksi Bupati dan pedoman cara budidaya ayam dan ikan yang baik, dan terakhir dilakukan aksi Gedor Waruga berupa sosialisasi/kampanye cara budidaya ayam dan ikan yang baik.
“Semoga dilaksanakan Strategi Gedor Waruga ini bisa menunjang tercapainya penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat,” pungkasnya.
Kegiatan
FGD secara virtual tersebut diikuti pejabat daerah Pemkab Ciamis, unsur
akademisi, pelaku usaha obat hewan, pelaku usaha peternakan dan perikanan
serta asosiasi peternakan dan perikanan.
(cZ-01)**
0 Comments