ciamiszone.com :
UNIGAL,- Dalam masa perkenalan lingkungan bagi 2.430 mashasiswa baru Universita Galuh (Unigal) Ciamis dipastikan tidak ada istilah perpeloncoan, apalagi tindak kekerasan dalam bentuk apapun, namun Bimbingan Akademik Mahasiswa Baru (Bamba) tahun ini dilaksanakan lebih simpatik, bersahabat dan bermartabat.
Demikian diungkapkan, Rektor Unigal, Dr. H. Yat Rospia Brata kepada wartawan di ruang kerjanya usai membuka Bamba Tahun Akademik 2019/2020 di Auditorium Unigal, Kamis (05/09/2019).
Menurutnya, Bamba dapat dijadikan titik tolak inisiasi pembinaan idealisme, menanamkan dan memperkuat rasa cinta tanah air dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Selain itu juga dalam rangka menciptakan generasi yang berkarakter, religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan berintegritas,” tegasnya seraya mengakui, pelaksanaan bamba sudah sesuai SE Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Dikti RI Nomor 413/B/SE/VII/2018 tentang Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Sesuai surat edaran tersebut, diamanatkan jangan pernah melakukan tindakan kekerasan atau perpeloncoan dalam bentuk apapun kepada mahasiswa baru.
Yat menambahkan, pihaknya menghadirkan pemateri dari Mabes Polri, Brigjend DR. Agung Makbul (Karokonsul Mabes Polri) dengan tema “Bersama Menangkal Bahaya Paham Radikalisme di Lingkungan Kampus”.
Diakuinya, kepercayaan terhadap Unigal dari tahun ke tahun terus meningkat, ini merupakan hal yang perlu dipelihara bersama oleh sivitas akademika untuk meningkatkan pelayanan yang lebih prima terhadap mahasiswa.
Proses Adaptasi Mahasiswa Baru
Sementara Ketua Umum Pengurus Yayasan Pendidikan Galuh (YPG) Ciamis, H. Otong Husni Taufiq menjelaskannya, Bamba merupakan salah satu proses adaptasi yang mengantarkan mahasiswa melalui pencerahan-pencerahan dan penyamaan persepsi tentang perguruan tinggi, sehingga mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan tanpa terlalu banyak kendala atau halangan yang berarti.
“Diharapkan dapat menjadi wahana untuk mendukung penanaman lima program gerakan nasional revolusi mental, yaitu Indonesia melayani, lndonesia bersih, lndonesia tertib, Indonesia mandiri dan Indonesia bersatu,” jelasnya.
Bamba akan menjadi ajang penyadaran akan pentingnya pemahaman tentang globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang menuntut mahasiswa untuk menjadi orang-orang yang menghayati dan memiliki literasi data, literasi teknologi dan literasi kemanusiaan serta kesiapan untuk penguasaan kompetensi yang diperlukan di era milenial dan digital.
“Kita menginginkan agar mahasiswa Unigal kelak akan menjadi alumni yang memiliki kedalaman ilmu, keluhuran akhlak, cinta tanah air dan berdaya saing global, dan pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan Bamba merupakan salah satu upaya proses percepatan adaptasi dan pembentukan pribadi mahasiswa yang utuh, berkualitas, sukses dalam studi serta siap menghadapi tantangan di masa depan,” harapnya.
Dalam kesmpatan itu, Otong Husni juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Rektor Unigal beserta jajarannya yang telah melakukan promosi, publikasi, seleksi dan menerima mahasiswa baru.
“Dari 2.877 orang pendaptar yang diterima sebanyak 2.430 orang, ini merupakan keberhasilan kolektif dan kerja keras dalam memberikan pencitraan terhadap masyarakat dengan optimalisasi layanan akademik,” katanya. (Nank/cZ-01)*
0 Comments