Festival Kopi Rajadesa Jilid II Meriah, Rajadesa Loba Kopi

ciamiszone.com :
RAJADESA,- Festival Kopi Rajadesa Jilid 2 dimeriahkan berbagai kesenian dan budaya lokal Rajadesa diantaranya Ritual Tari Kopi dan Manusia Boboko Dudukuy (Mabokuy) yang berlangsung meriah di Taman Wisata Rangga Mandala Gunung Gede Cintanagara, Desa Purwaraja, Kecamatan Rajadesa, Sabtu (20/09/2019).

Penampilan kesenian khas Rajadesa, Mabokuy disambut antusias, bukan hanya warga Rajadesa dan Kabupaten Ciamis saja yang hadir dalam Festival Coffee Rajadesa Art and Culture, namu festival juga dihadiri oleh sejumlah turis mancanegara diantaranya dari Canada USA.

Ketua Panpel, Eman Hermansyah mengatakan, acara yang mengambil judul Festival Coffee Rajadesa Art and Culture Jilid II ini diadakan untuk lebih mengenalkan kopi Rajadesa yang mempunyai rasa dan aroma khas beserta pengenalan seni budaya Rajadesa yang beragam.

“Disini bukan hanya ada kopi saja tetapi juga ada baragam anyaman bambu dan seni budaya tradisional, untuk itu sengaja kami mengenalkanya,” katanya.


Eman berharap, kedepanya generasi muda juga masyarakat lebih mencintai seni budaya sendiri, karena sekarang ini banyak generasi muda yang lebih menyukai budaya asing.

“Saya ingin kita semua mencintai budaya sendiri dan masyarakat dapat membuat inovasi  baik itu kopi, anyaman, seni dan budaya Rajadesa ini dapat dikenal oleh masyarakat,” katanya.

Sementara seorang peserta stand kopi, Dono Rudono mengatakan, sejak 2009 para petani eks Sumatera asal Kabuoaten Ciamis membuka lahan perkebunan kopi mulai dari Panjalu, Mandala Aren, Kertamandala, Gunung Ceremai, Gunung Aci sampai ke Cilumping Jawa Tengah, para petani tersebut kebanyakan dari Rajadesa.


“Petani Rajadesa itu jika membuka lahan untuk tanaman kopi paling sedikit seluas dua hektare, mereka berpikir kenapa harus jauh ke Sumatera kalau disini juga masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman kopi,” kata pemilik History Kopi dan pencetus kopi permentasi di Rajadesa itu yang memiliki jargon “Rajadesa Loba Kopi”.

Dono menjelaskan, Kopi Rajadesa dihargai antara Rp17 ribu sampai Rp20 ribu perkilonya, sehingga dirinya membuat inovasi dengan membuat kopi permentasi agar Kopi Rajadesa naik kasta dari kopi asalan ke kopi premiun yang dapat dinikmati para penikmat dan pecinta kopi di tanah air.

“Saya akan berusaha untuk membuat Kopi Rajadesa ini dapat dikenal di kalangan para pecinta kopi nasional dan diharapkan kedepanya merambah pasar internasional, apalagi di Rajadesa ini banyak kopi,” tegasnya.

Digelarnya festival kopi, Dono berharap bisa meningkatkan brand Kopi Rajadesa agar secara ekonomi petani kopi di Rajadesa bisa lebih meningkat.

“Untuk itu saya membuat terobosan baru yaitu kopi permentasi, kopi ini rasanya lain dari yang lain dan pastinya sangat disukai baik penikmat kopi pemula ataupun penikmat kopi yang sudah biasa, saya harap dengan kopi permentasi ini kasta kopi Rajadesa dapat naik kasta,” pungkasnya. (Nank/cZ-01)*

Post a Comment

1 Comments