ciamiszone.com :
SUKAMANTRI,- Ciamis mempunyai potensi sumber daya alam luar biasa, salah satunya sebagai penghasil kopi yang setiap tahunnya mampu menghasilkan 720 ton, namun kurang optimal dalam pengolahanya karena saat ini hanya sebatas dipanen, dijemur lalu dijual. Padahal jika diolah, dikemas dengan dibranding yang menarik, pasti akan lebih meningkatkan kesejahteraan petani.
Demikian diungkapkan Bupati Ciamis, DR. H. Herdiat Sunarya saat panen raya kopi yang dilanjutkan dengan acara Fasilitasi Panen dan Sarasehan Kopi Ciamis di Dusun Ciuncal, Blok Pangkalan Desa Sukamantri, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Selasa (06/07/2019).
Bupati menegaskan, para petani kopi harus terintegrasi dengan unsur lainnya sehingga melibatkan berbagai pihak lainnya yang akan diuntungkan. Mulai berdirinya pabrik pengolahan yang akan menyerap pengangguran, pengemasan atau banding yang menarik hingga sampai ke kedai-kedai yang dipasarkan dengan melibatkan BUMDes.
Jika petani kopi mampu berintegrasi, dipastikan selain akan meningkatkan kesejahteraan petani juga sejakan dengan visi misi Kabupaten Ciamis dengan terserapnya tingkat pengangguran dan bangkitnya perekoniman masyarakat, termasuk mengembangkan BUMDes.
“Kopi-kopi Ciamis kualitasnya juga tidak kalah bagus dengan kopi dari daerah lain karena tanah disini cukup subur dan cocok untuk tanaman kopi, bahkan rasanya pun punya khas tersendiri, tapi permasalahan para petani kopi ketika panen kadang sulit untuk memasarkannya,” katanya.
Duakuinya, dalam saresehan juga terungkap permasalahan yang dihadapi para petani kopi Ciamis, yaitu pemasaran dan benih.
“Tadi kita berdiskusi untuk membahas potensi Ciamis yang harus kita manfaatkan dan optimalkan sehingga dapat mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, minimal petani kopi dapat hidup sejahtera, namun banyak kendala yang dihadapi untuk mengoptimalkan perkembangan kopi Ciamis tersebut,” jelasnya.
Terkait bibit kopi asli Ciamis yang ditanam petani, Bupati pun menyambut baik dan mempersilahkannya untuk terus ditanam, namun jika pemerintah akan membantu bibit tentunya harus bibit yang tersertifikasi.
“Jika bibit asli Ciamis ini akan dijadikan induk untuk diperbanyak dan dijadikan bantuan pemerintah, itu harus didaftarkan dulu untuk disertifikasi dan pemerintah daerah siap membantu,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Hj. Kustini mengakui, petani kopi Ciamis perlu lebih menguasai budidaya kopi, karena produkstivitasnya masih rendah.
“Tidak dipungkiri kopi Ciamis memiliki citarasa yang khas, namun dengan kurangnya penguasaan budidaya akan menyebabkan munculnya serangan hama yang bisa mengakibatkan menurunnya produksi. Masalah permodalan juga menjadi kendala di para petani kopi,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Asosiasi Petani Kopi Sinar Pangkalan Sukamantri, Kuswara mengatakan, Blok Pangkalan seluas 4 hektare ini dikelola oleh 19 orang petani dengan tanaman kopi jenis robusta.
“Saya dan teman-teman sudah tiga tahun mengelola blok ini, tahun pertama kita menanam dan merawat, tahun kedua kita panen dan tahun ini kita juga panen, tapi hasilnya belum diketahui,” katanya.
Menurut Kuswara, hasil panen tahun lalu sebanyak 2,5 ton dan kpi robusta kualitas 1 dijual dengan harga Rp35 ribu/kilogramnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ciamis sempat memberikan bantuan satu unit mesin penggilingan kopi kepada Kelompok Tani Sinar Pagi Sukamantri. (Nank/cZ-01)*
0 Comments