ciamiszone.com :
CIAMIS,- Pimpinan Pondok Pesantren (Pontren) Miftahul Huda 2 Bayasari Ciamis, KH Nonop Hanafi menghadiri acara Milad ke-33 Pontren Al Hasan Ciamis, di Jalan Jendral A. Yani, Ciamis, Minggu (2/12/2018) malam.
Selain KH. Nonop, tampil sebagai mubaligh juga Pimpinan Pontren Nurul Huda Garut, KH Tatang Mustofa Kamal dan Pimpinan Pontren Miftahul Khoer Tasikmalaya, KH. Miftah Farid.
Pengasuh Pontren Al Hasan, KH M Syarif Hidayat mengatakan, Milad ke-33 Pontren Al Hasan digelar bersamaan dengan Reuni Alumni ke-17 Pontren Al Hasan sekaligus PHBI Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H.
KH. M Syarif Hidayat menegaskan, tidak benar jika keberadaan Pontren disebut sarang teroris karena tidak mengajarkan atau berlatih senjata.
“Jadi jangan takut jika anak-anak berlajar di Pontren, apalagi SMP Terpadu Al Hasan sudah memperlihatkan prestaisnya sebagai Juara 3 SMPN/swasta se-Kabupaten Ciamis dan Juara 1 SMP Swasta se Kabupaten Ciamis,” tegasnya.
Diakuinya, sejumlah alumni Al Hasan banyak yang berjuang untuk menjadi calon anggota legsilatif, ini membuktikan keberadaan Pontren Al Hasan benar-benar mencetak kader dan generasi penerus bangsa.
“Kehadiran alumni yang mencapai lebih dari seribu orang memperlihatkan eratnya tali persaudaraan dalan bentuk silaturahmi antar sesama umat muslim, khususnya diantara Alumni Ponpes Al-Hasan,” tegasnya.
Sementara KH Nonop Hanafi dalam tausiahnya berharap Pontren Al Hasan terus berkembang pesat dengan munculnya alumni-alumni yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.
“Dengan munculnya alumni sebagai calon anggota legislatif ini membuktikan pontren tidak saja berbicara atau mengajarkan tentang kitab kuning dan moral, tetapi di dalamnya ikut andil untuk mengelola negara. Semoga alumni-alumni Al Hasan bisa menjadi pemangku kebijakan di berbagai sektor,” katanya.
Dihadapan tidak kurang dari 1000 jemaah, KH. Nonop menjelaskan, berbicara agama dan santri berarti berbicara kaderisasi Islam, sehingga pengkaderan Islam dari pesantren zaman sekarang jangan dianggap remeh.
“Zaman sekarang ada ulama yang berbicara keras saja dibilang radikal, padahal pengertian radikal adalah pemahaman dan akal yang kembali pada akarnya. Sementara Islam akarnya adalah Al-Qur'an dan hadist, masa dibilang radikal?” tegansya.
Mengenai tahun politik, KH. Nonop tidak berbicara banyak, namun pihaknya secara pribadi mengingatkan agar masyarakat yang memiliki hak untuk menyalurkan hak politiknya sesuai pilihan hati nurani masing-masing.
“Banyaknya caleg silahkan pilih sesuai pilihan, begitu juga dengan Pilpres, munculnya dua pasangan berarti masyarakat harus memilih mana yang sudah sesuai dengan hati masing-masing,” katanya.
Setelah KH. Nonop, tausiyah selanjutnya disampaikan oleh Pimpinan Pontren Nurul Huda Garut, KH Tatang Mustofa Kamal dan Pimpinan Pontren Miftahul Khoer Tasikmalaya, KH. Miftah Farid. (cZ-01)*
0 Comments