ciamiszone.com :
CIAMIS,- dr. Irma Kumala (41) dan anaknya, Muhammad Syabiq Nasri (7) yang menjadi korban trsunami saat mereka sekeluarga berlibur di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam, keduanya dimakamkan berdampingan di dekat rumahnya di RT 07 RW 10, Dusun Ranca Utama, Desa Pawindan, Kec/Kab. Ciamis, Senin (24/12/2018).
Dokter spesialis kandungan yang tersapu tsunami bersamaan dengan suami dan ketiga anaknya beberapa saat setelah makan malam di sebuah rumah makan itu ternyata sempat meminta maaf di medsos per tanggal 17 November 2018, dalam statusnya korban meminta maaf atas semua salah dan khilafnya.
“Mohon dimaafkan semua salah dan khilaf... Semoga pertemanan kita selalu membawa dan membersamai dalam kebaikan” kata-kata tersebut ditulisnya sebagai pengantar gambar yang bertuliskan “AKAN TIBA SAATNYA AKUN INI DITUTUP”
Menurut adik kandung Iwan (Alm), Yuli, keluarga kakanya itu berlibur ke Pantai Tanjung Lesung, Banten, tidak ada firasat apa pun terhadap mereka, bahkan kakanya itu sempat menulis beberapa status dan mengirimkan photo bersama sekeluarga saat liburan tersebut.
“Waktu terakhir ketemu, Teh Irma sempet bilang gini, hapunten samudaya kalepatan, gitu padahal tidak biasanya ngomong seperti itu. Terakhir update status mah yang lagi camping itu terus terakhir sempat kontek-kontekan di grup WA, katanya lagi pada makan,” jelas Yuli.
Menurutnya, dalam kontak-kontak via grup WA itu, Iwan (alm) sempat mengabarkan adanya erupsi Krakatau dan dirinya pun mengingatkan agar kakanya sekeluarga berhati-hati.
“Saya sempet bilang hati-hati A, tapi setelah itu tidak ada lagi kontak,” tegasnya.
Iwan Kuswandi (42) sempat hilang diterjang tsunami namun belakang ditemukan sudah meninggal dan jenazahnya akan dimakamkan di tempat kelahiranya di Tasikmalaya.
Sementara anak korban yang selamat, Muhammad Nursyabani yang akrab disapa Bani (13) menjelaskan, saat itu mereka usai makan malam, namun tiba-tiba mati lampu disusul masuknya air laut.
Menurut Bani, saat air masuk ke dalam hotel itu dirinya tanpa pikir panjang dengan spontan lari mencari temat aman yang lebih tinggi bersama adiknya Rahma Mutiarasani (Sani), sementara kedua orangtua dan adiknya (Syabiq) tergulung obak.
“Sani adik saya, sempat terlepas tapi akhirnya selamat bertemu di posko bencana, namun kakinya terluka sedang dirawat,” katanya. (Andik ST)*
0 Comments