BEM IAID Minta Disdik Profesional

ciamiszone.com :

CIAMIS,- Usai pelaksanaan upacara Hari Sumpah Pemuda ke-86 Tahun 2014, sejumlah mahasiswa dari BEM IAID Ciamis mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Ciamis, selain berorasi di depan pintu masuk Kantor Disdikbud, melalui wakilnya mereka melakukan dialog dengan Kadisdikbud, Selasa (28/10/14).

Kedatangan mereka mendukung pelaksanaan sistem pendidikan di Ciamis berjalan lancar tanpa ada unsur KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) terhadap penggunaan anggaran di Disdik.

“Kinerja Disdik harus profesional jangan sampai terjadi upaya memperkaya diri sendiri atau orang lain, gunakan anggaran Disdik sesuai peruntukannya dan Disidik harus terbuka disegala bidang,” kata mereka dalam orasinya.


Menanggapi hal itu, Kepala Disdikbud Kab. Ciamis, Drs. H. Toto Marwoto, M.Pd mengaku sangat mengapresiasi terhadap aksi yang dilakukan oleh BEM IAID, karena pada intinya berharap kinerja Disdik berjalan profesional dan menghasilkan siswa-siswi bermutu serta pendidik yang berkualitas.

“Meskipun saya baru dua bulan menjabat Kadisdikbud tapi saya sudah mempelajari langkah-langkah Disdik, sebagai mahasiswa memang berkewajiban mengontrol kinerja kami, silahkan kami terbuka,” kata katanya.

Dijelaskannya, setiap kinerja kami sudah dilaporkan ke DPRD sebagai wakil rakyat yang langsung mengawasi dan mengontrol jalannya pemerintahan. Begitu juga dengan sistem anggaran, semuanya sudah diatur dan sesuai kesepakatan di DPRD.

Menurut H. Toto, sebagai bukti keberhasilan dunia pendidikan di Ciamis, baru-baru ini pihaknya diundang oleh World Bank di Bali untuk melakukan ekspos keberhasilan dunia pendidikan di Ciamis.

“Yang melakukan ekspos secara nasional di Bali hanya empat kabupaten kota, salah satunya Kab. Ciamis mengingat sebelumnya Ciamis pernah mendapat bantuan dari Bank Dunia agar pendidikan bermutu,” katanya.

Dijelaskan H. Toto, ada tiga materi yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan di dunia pendidikan, diantaranya penataan dan pemerataan guru melalui sistem penjenjangan atau pun mutasi.

Yang kedua menurut H. Toto, guru harus bermutu melalui uji kompetensi, kepribadian, sosial dan profesional, dan ketiga yaitu pengembangan pemprofesionalan berkelanjutan tetap utuh, sehingga seorang guru diwajibkan minimal harus berpendidikan S1.

“Guru harus mengembangakn instrumen, frekuesni dan teknik berinteraksi dengan siswa sesuai segmen pengembangan sikap. Nantinya akan muncul kualitas guru yang berwawasam dan semakin berkembang,” katanya. (cZ-01)*
 

Post a Comment

1 Comments