ciamiszone.com :
WAYANG Ajen Indonesia dengan tujuh personal tampil memukau dihadapan ribuan pengunjung yang memenuhi panggung pertunjukan di Jayamahal Palace Grounds, Kota Bangalore, India.
Dalam acara pertunjukan akbar Festival Folk International Bangalore India yang berlangsung Jumat-Senin ( 8-11/08/14) itu Wayang Ajen disambut antusias warga India.
Dalang Wawan Gunawan atau lebih popular dalang Wawan Ajen sang pencipta Wayang Ajen, turut serta tampil sebagai penyaji dalam rangkaian acara pertunjukan akbar Festival Folk International Bangalore India. Tim Wayang Ajen Indonesia yang secara resmi mendapat undangan kehormatan dari panitia penyelenggara atas berbagai referensi dari beberapa penyelenggara festival seni pertunjukan internasional yang pernah mengundangnya tampil di beberapa negara.
Digawangi Wawan Ajen yang juga penulis nahkah, sutradara dan dalang, sajian seni wayang golek Sunda itu secara khusus konsep sajiannya dirancang sang dalang hingga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat internasional.
Dengan membawakan lakon Ramayana yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga sangat digandrungi oleh masyarakat Kota Bangalore. Melalui gaya pertunjukan Wayang Ajen dengan sumber kekuatan tradisi wayang golek Indonesia dengan sentuhan teknologi mampu menerjemahkan berbagai nilai-nilai estetika, filosofi yang terkandung dalam seni pedalangan ke dalam bahasa dan gerak yang universal.
“Bentuk pertunjukan Wayang Ajen menerjemahkannya ke dalam bahasa dan gerak yang lebih sederhana namun mempunyai makna, sehingga jalannya pertunjukan dari mulai awal lakon sampai tutup kayon dapat dinikmati oleh para penonton asing, terbukti dari antusias penonton yang hadir sangat menggemarinya,” kata Sang Dalang Wawan Ajen usai kepulangannya dari India, Rabu (13/04/14).
Dipaparkan Wawan, ditunjang dengan sajian penampilan tari topeng klana dikolaborasikan dengan tari wayang golek Rahwana dalam gending iringan musik yang sama, sehingga menjadi suatu bentuk yang berbeda dalam dua sisi, secara visual tarian manusia dan tarian wayang golek.
“Ketika dipertemukan keduanya dalam satu jagat pentas sehingga ada sesuatu yang menarik bagi masyarakat internasional, dan dalang berupaya menjelaskannya dalam bahasa gambar melalui gerak-gerak estetika, wayang adalah berasal dari gerak manusia, sehingga menjadi bagian yang sangat penting hubungannya antara seni wayang golek dalam kehidupan budaya masyarakat Sunda khususnya,” jelasnya.
Menurut Wawan, alur lakon dimulai dari pertunjukan animasi pada layar besar di belakang panggung, penampilan multimedia sangat mendukung dan mempermudah para penonton mengenal tokoh-tokoh wayang golek yang akan dimainkan, seperti sosok Rama, Sinta, Laksmana, Hanoman, Sugriwa, Anggada, Rahwana, dan Balad Alengka setelah semua tokoh tersebut satu persatu muncul dengan teknik kolase secara singkat namun jelas dan padat sehingga pesannya sampai kepada penonton.
Terbukti dalam jalannya pertunjukan setiap tokoh yang muncul dengan sambutan dan teriakan penonton seraya memanggil nama tokoh tersebut.
Seperti biasanya yang dilakukan dalang Wawan Ajen setiap pertunjukan di berbagai Negara selalu membangun dialog yang harmonis dengan para penonton melalui monolog tokoh wayang golek panakawan Cepot menyapa para penonton dalam bahasa Hindi yang bisa dimengerti oleh para penonton.
Dialog tersebut sengaja dibangun untuk menciptakan ruang dan waktu yang sinergi antara penyaji dan para penonton sehingga mereka merasakan larut dalam alur pertunjukan. Para penonton merasa menjadi bagian penting dalam pertunjukan Wayang Ajen tersebut, sehingga mereka selalu merespon apa yang dilontarkan oleh Cepot.
Gemuruh tepuk tangan para penonton pu menggema, tatkala tokoh Cepot disulap memerankan tokoh Salman Khan komedian India yang sangat terkenal di Kota Bangalore. Melalui dialog tokoh panakawan dan tokoh lainnya tersebut disisipkan pula pesan-pesan moral dan nilai-nilai universal melalui dialog Bahasa Inggris dan melalui gerak dan prilaku para tokoh wayang golek sesuai dengan karakteristik dan prilakunya, sehingga mampu menunjukan simbol-simbol tatanan prilaku Bangsa Indonesia yang santun.
Layar multimedia menampilkan penayangan logo wonderful Indonesia sebagai bagian dari langkah nyata mempromosikan pariwisata budaya Indonesia pada masyarakat internasional, dalam mendukung program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Juga tayangan animasi dan background di layar belakang dirancang khusus sebagai pendukung karakter dan adegan lakon wayang yang dapat memberikan ekspresi lain dan dapat memberikan interpretasi baru serta pemahaman yang mudah dipahami oleh para penonton, terbukti dengan respon penonton yang sangat besar dalam beberapa adegan yang atraktif diantaranya pada teknik sabetan gugunungan, adegan perang yang menawarkan keindahan bukan ke-sadisan, teknik tarian dan gerak laku wayang yang menyerupai perilaku manusia, sehingga menyentuh rasa penonton.
Terbukti pertunjukan sekitar dua jam tidak terasa lama, selesai Dalang Wawan Ajen menutup lakon, sontak para penonton berdiri sambil bergemuruh sorak-sorai dan tepuk tangan berkepanjangan suatu pertanda mereka sangat antusias dan mengapresiasi serta dapat menikmati pertunjukan Wayang Ajen.
Banyak penonton yang naik ke panggung sekedar mengucapkan terima kasih merasa puas dan meminta untuk photo bersama dengan dalang dan para pendukung lainnya.
Melihat respon penonton, panitia penyelenggara berjanji tahun depan akan mengundang kembali grup Wayang Ajen Indonesia untuk kembali tampil dalam program acara yang sama dengan jumlah personal yang lebih besar dan komplit.
Selain Wawan Ajen sebagai penulis naskah, sutradara dan dalang, penampilan di India itu didukung oleh Agus Rustandi (penata musik, penabuh kendang, perkusi), Asep Hadiat (Kacapi & perkusi), Doni (Kacapi dan Suling), Dudi Mulyadi (Rebab, perkusi), Dini Irma Damayanthi (Penari Topeng), dan Herjun Nugroho (Multimedia dan dokumenter),
“Kami, Tim Wayang Ajen Indonesia bersyukur Alhamdulillah, karya Wayang Ajen terbukti sangat diapresiasi oleh masyarakat internasional sendiri, sampai saat ini sekitar 46 kali bolak-balik diundang ke luar negeri, meskipun di negeri sendiri kadang sangat ironi. Katanya ada organisasi wayang resmi yang sering mengadakan festival wayang, namun sudah 15 tahun Wayang Ajen berkiprah ternyata tidak pernah diberi ruang dan waktu untuk menunjukan kreasi seninya, baik di negeri sendiri atau dikirim menjadi delegasi misi seni wayang ke luar negeri,” tegas Wawan Ajen yang asli putra Ciamis itu. (Ist/cZ-01)
1 Comments
terimaksih informasinya gan,.
ReplyDelete