Ada Yang Ingin Lengserkan Rektor Unigal?

ciamiszone.com :

CIAMIS,- Munculnya aksi dari kalangan dosen dan mahasiswa beberapa waktu terkahir di Kampus Universitas Galuh (Unigal) disinyalir ditumpangi orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan harapan bisa melengserkan posisi rektor saat ini.

Menurut Rektor Unigal, Prof. DR. H. Suherli kepada ciamiszone, aksi dosen yang mempermasalahkan kewenangannya dalam hal penggunaan dana Bantuan Gubenrur Rp1 miliar dan anggaran tambahan dari Yayasan Galuh Rp146 juta untuk pengembangan kampus Unigal yang dituduhkan kepada dirinya, itu tidak benar.

“Bantuan Gubernur senilai Rp1 miliar sudah diterapkan, laporannya sudah ada dimeja saya, terus tambahan dana senilai Rp146 juta yang sebelumnya dianggarkan untuk drainase akan dialihkan untuk pembangunan tempat parkir. Uangnya masih ada dan sudah  dikembalikan ke Yayasan,” kata Suherli, di ruang kerjanya, Kamis (11/04/13).

Menurut Suherli, untuk pembangunan tempat parkir, rekanan akan melakukan ekspos terlebih dahulu dengan pihak yayasan dan rektorat, sehingga dana senilai Rp146 juta belum digunakan dan dikembalikan ke yayasan.

Dijelaskannya, kemungkinan semua aksi itu hanya untuk melengserkan posisinya sebagai Rektor Unigal, karena disinyalir ada pihak-pihak yang tidak suka memimpin Unigal pada tahun kedua ini.

Menyikapi hal itu, Suherli menyerahkan semua wewenang dan keputusan kepada pihak yayasan. Mengenai dugaan penyalahgunaan uang dimaksud, diakuinya dari pihak yayasan sendiri tidak ada masalah.

“Dalam hal ini yayasan sendiri tidak mempermaslaahkan dan memang tidka ada masalah, karena saya tidak bersalah, lalu kenapa pihak dosen dan mahasiswa malah seakan mengecam saya, ada apa dibalik semua ini?” kata Suherli.

Ditegaskannya, dosen berdemo melakukan aksi unjuk rasa di kampusnya sendiri dengan maslaah yang belum jelas itu sangat tidak etis karena hal itu sangat memalukan.

“Mana ada oknum dosen di Indonesia ini yang melakukan aksi demo, tidak ada kan?” Memang hal wajar jika ada perbedaan pendapata tapi kalau boleh jangan sampai makar, karena itu namanya bukan pecinta Unigal,” tegas Suherli yang menyerahkan sepenuhnya mepada yayasan jika dikemudian hari akan memberikan sanksi terhadap dosen yang melanggar kode etik. (Agus)*


Post a Comment

0 Comments