ciamiszone.com :
PANGANDARAN,- Kesenian Ronggeng Gunung bukan hanya sekadar hiburan tetapi juga bisa berperan menjadi pengantar upacara adat. Dalam mitologi Sunda, Dewi Siti Samboja atau Dewi Rengganis hampir sama dengan Dewi Sri Pohaci yang selalu dikaitkan dengan kegiatan bertani dan kesuburan.
Oleh karena itu, tarian ronggeng gunung melambangkan kegiatan Sang Dewi saat bercocok tanam, yakni sejak turun ke sawah, menanam padi, memanen, hingga akhirnya syukuran atas keberhasilan panen.
Di tanah Pasundan khususnya di Pangandaran tradisi seni Ronggeng Gunung ini selalu di tontonkan setiap Syukuran Nelayan, begitu juga pada acara hajatan warga, selalu menampilkannya untuk hiburan para tamu undangan. Seperti halnya pada acara Syukuran Nelayan tahun ini, Ronggeng Gunung digelar, Senin (10/12/12).
Bagi masyarakat Pangandaran, seni Ronggeng Gunung merupakan salah satu hiburan yang tidak sepi peminat, khususnya untuk kaum muda, hal itu karena tiodak dipungkiri Ronggeng Gunung dalam pementasannya melibatkan wanita-wanita cantik yang luwes menggerakkan tubuh dan jemari lentik mereka sehingga mampu menghibur.
Indonesia bukan hanya negara dengan kekayaan panorama alam yang indah tetapi juga memiliki beragam seni tradisional yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Ada banyak kesenian tradisional di Tanah Air yang belum dikenali masyarakat, salah satunya adalah seni tari Ronggeng Gunung yang asli berasal dari Jawa Barat. Sehingga tarian ini pujn tersebar hampir di seluruh Tanah Pasundan, termasuk di Pangandaran yang menjadi tujuan wisata favorit.
Dalam sejarahnya, tari Ronggeng Gunung dikisahkan sebagai bentuk penyamaran Dewi Siti Semboja dari Kraton Galuh Pakuan Pajajaran yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya bernama Raden Anggalarang yang tewas ditangan perampok (bajak laut) pimpinan Kalasamudra saat tengah perjalanan menuju Pananjung, Pangandaran.
Saat itu Dewi Siti Samboja berhasil selamat dan bersembunyi di kaki gunung sekitar Pangandaran. Kemudian Dewi Siti Samboja dan pengiringnya menyamar sebagai Nini Bogem, yaitu seorang penari ronggeng kembang keliling yang diiringi para penabuh gamelan.
Mereka berkeliling ke seluruh wilayah kerajaan hingga ke pelosok pegunungan dengan tujuan untuk mencari pembunuh kekasihnya tersebut. Dewi Samboja sendiri ada yang menyebut sebagai putri ke-38 Prabu Siliwangi.
Kisah ini diperkuat dengan ditemukannya bukti arkeologis tahun 1977 berupa reruntuhan candi di Kampung Sukawening, Desa Sukajaya, Kec. Pamarican, Kab. Ciamis.
Kalangan arkeolog menyebutnya Candi Pamarican, namun masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan nama Candi Ronggeng, itu karena di lokasi candi ditemukan arca nandi dan batu berbentuk kenong atau gong kecil yang dipercaya mempunyai kaitan erat dengan kesenian Ronggeng Gunung. (Jerry)
0 Comments